Lailatul Qadar


Dibulan Romadhan ada satu malam yang sangat istimewa yang di sebut malam “Lailatur Qadar”,  malam ini melebihi keistimewaan disbanding dengan malam “nisyfu sya’ba”n yang sering disebut dengan “Lailatul Mubarokah” dimana Allah mengabulkan semua hajat umat manusia.
Nabi saw. pernah mengumpamakan kedua bulan tersebut dalam sabdanya:
“Keutamaan bulan Sya’ban dari bulan-bulan yang lain adalah sebagaimana keutamaan-Ku (Nabi Muhammad) atas sekalian para Nabi, sedangkan keutamaan bulan ramadan atas bulan yang lain ialah sebagaimana keutamaan Allah Taala atas sekalian hamba-hambanya”.

Malam “Lailatul Qadar” adalah malam yang senantiasa dirahasiakan Allah swt., kepada siapa akan diberikan dan kapan datangnya. Nabi-pun hanya memberikan ciri nya saja dan tanggal kedatangannyapun masih di ikhtilafkan oleh para sahabat dan imam fikh. berbagai pendapat itu mulai tanggal 17 - 21 dan malam-malam ganjil berikutnya pada sepuluh  hari ke tiga.
Perbedaan pendapat itu ada yang menyebutkan demikian ; seperti Mazhab syafi’i menyebutkan bahwa lailatul qadar ada di sepuluh hari akhir di bulan romadhon. Bahkan ada yang mengkhususkan di malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, 29). Jumhur ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar itu adalah malam 27 dari bulan romadhon. Sebagaimana beberapa hadits antara lain perintah Rasulullah Saw kepada Ubai bin Ka”ab  untuk menghidupkan malam ke 27 karena malam itu kata rasulallah malam lailatul qadar.

Hal tersebut dikaitkan dengan petunjuk atas  kebiasaan Rasulullah saw., dimana Rasulullah saw. Pada duapuluh malam masih mencampurkan antara shalat dan tidur, akan tetapi ketika sudah masuk sepuluh malam terakhir, beliau selalu menguatkan ikat pinggangnya, membangunkan keluarganya, menghidupkan malam-malamnya, dan menetapi tempat i’tikafnya, karena pencarian beliau akan malam Lailatul Qadar.

Syekh Abu Hasan As-Syadzili Ra. Seorang sufi pendiri tarikat Syadziliyah menurut riwayat, adalah seorang sufi yang diberi karomah bertemu dengan Lailatul Qadar, berulang-ulang tanpa putus semenjak beliau balig hingga wafat. Menurut Abu Hasan As-Syadzili, Lailatul Qadar akan turun tergantung kapada awal puasa jatuhnya hari apa.

-          Jika jatuh awal puasa hari minggu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 29
-          Jika jatuh awal puasa hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 21
-          Jika jatuh awal puasa hari Selasa, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 27
-          Jika jatuh awal puasa hari Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 19
-          Jika jatuh awal puasa hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 25
-          Jika jatuh awal puasa hari Jum’at, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 17
-          Jika jatuh awal puasa hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malem 23

Yusuf al-qardawi mengatakan bahwa malam lailatul qadar itu datang untuk semua orang  yang benar-benar menginginkannya, dimalam itu kebaikan terbuka untuk siapapun yang mencarinya.
Untuk meraih pahala Lailatul Qadar adalah dengan mengerjakan qiyamullaiil, seperti yang disebutkan dalam Sahih Bukhori Dari Abi Khurairah  yang artinya ;

“Barangsiapa yang ber-qiyam di malam al-qadar dengan penuh keimanan dan bersungguh-sungguh, maka telah diampunkan-nya apa yang telah lalu dari dosanya. (HR. Bukhori)”

            Nabi Muhammad saw. Bersabda yang artinya :
            “Barangsiapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan berbagai amalan ibadah secara yakin dan percaya kepada pahala yang disediakan Allah dan dengan secara ikhlas, maka Allah akan mengumpulkan segala dosanya yang telah lalu”
Karena keistimewaannya itu Allah mengabadikan secara khusus dalam firman-Nya yang terdapat dalam al-Qur’an Surat al-Qadar  ayat 1 -5.
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.


“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah[1370], ad-dukhan 44:3-4)
[1369] Malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
[1370] Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya

Syekh Atiyah Saqr menganjurkan, hidupkan malam mulia itu (Lailatul qadar) dengan salat, membaca al-qur’an, berdzikir, ber-istighfar dan berdo’a  dari terbenam matahari hingga terbit fajar

Demikian Allah menjelasakan keistimewaan tentang itu, dan nabi memberikan pengetahuan kepada kita tentang do’a yang dibaca oleh Rasul saw pada saat menunggu lailatul qadar itu, seperti hadits dari aisyah :

Ceritakanlah kepadaku, apabila aku bisa menepati lailatul qadar, apakah yang akan aku baca? Rasulallah saw. Menjawabnya : Bacalah “ Allaahumma innaka ‘afuwun tuhibul ‘afwa fa’fu anny”.
 (Ya Allah sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi suka ampunan, maka ampunilah dosaku” ( HR. Tirmidzi)
اَلَّلهُـــمَّ إِنَّكَ عَـفُـوٌّكَـرِيْـمٌ تُـحِبُّلْ عَـفْوَ فَـاعْـفُ عَـنَّا يـَاكَـرِيْـمٌ